Headlines News :

Info Donatur

Terima Kasih Untuk Para Donatur : Maha Raja Effendy / Ariyanto / Ghofur / Irfan / Ratna Intan / Amalia Fitriani-IECS Terima Kasih Untuk Donatur : Prody MANAJEMEN FE - UMB YOGYAKARTA Untuk Jadi Donatur Silakan Hubungi: Ariyanto

Latest Post

Ayo Bangun Taman Baca Desa

Written By Ryan Ariyanto on Rabu, 28 November 2012 | 21.44




Membaca  tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Membaca digunakan oleh manusia untuk menggali ilmu pengetahuan dan informasi. Membaca mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, dengan membaca akan membuat manusia mampu menggunakan kemampuan analisis, imajinatif serta memberi stimulus untuk selalu obyektif dalam menilai segala hal yang bertumpu pada pemikiran para ilmuwan. 

Salah satu keberhasilan dari membaca adalah melahirkan individu yang mampu belajar secara mandiri. Dalam hal ini, individu mampu menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap apa yang di bacanya. Oleh sebab itu, diperlukan media pelajaran (buku penunjang) yang dapat memberikan cakrawala bagi kehidupan manusia. Penunjang pelajaran yang baik tentunya mampu mengakomodasi kemampuan individu dalam mengembangkan aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

logo baru Taman Baca Mapemda
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah saat individu membaca buku penunjang, buku tersebut hendaknya, mampu mengejawantahkan kemampuan pribadi dan kelompok sesuai dengan usia atau tingkatan individu (kelas). Hal ini berhubungan dengan prinsip bahwa membaca bukan semata teori yang harus dihafal, namun membaca juga merupakan media yang dapat memberi hiburan dan kesenangan tersendiri atas apa yang di bacanya.

Perjalanan saya bersama “Mahasiswa Peduli Masyarakat Desa (MAPEMDA)” yang merupakan gerakan sadar mahasiswa untuk mengabdikan diri kepada masyarakat sebagaimana fungsi kaum intelektual seharusnya untuk memanusiakan manusia lainnya. Dari perjalanan dan riset di berbagai desa-desa di Jawa Tengah umumnya salah satu kendala yang menghambat individu atau masyarakat untuk dapat menerapkan budaya membaca adalah kurangnya wadah atau sarana yang menyediakan buku-buku bacaan, terlebih pada masyarakat pedesaan yang letaknya jauh dari toko-toko buku dan perpustakaan. Selain itu keadaan ekonomi masyarakat desa juga menjadi pertimbangan mengapa mereka kemudian tidak peduli akan pentingnya budaya membaca baik bagi mereka atau generasi penerus, anak dan cucu mereka. Sungguh ironi dan menyakitkan hati jika kita harus berdiam diri melihat kenyataan pahit ketimpangan hidup desa-kota.

Permasalahan didesa yang selalu berkaitan dengan ekonomi tentu menjadi masalah yang serius. Bagaimana tidak saat sebuah desa yang penduduknya tidak lagi mempercayai tanah kelahirannya mampu memberikan kehidupan, memaksa diri untuk keluar mencari peruntungan, pertanyaannya adakah bekal ilmu ia bawa? Tentu tidak, nekat dan berpegang pada satu keyakinan bahwa tuhan itu ada. Pemuda desa kini tidak lagi ingin menjalani hidup di desa, kota terlalu manis melambaikan tangan, mengiurkan yang pada akhirnya memberi kesengsaraan karena tidak mampu bersaing. Sungguh desa berpotensi, namun mata telah tertutupi akan kurangnya pengetahuan untuk mengembangkan diri.

Permasalahan ekonomi muncul tentu beriringan pula munculnya masalah sosial lainnya. Dalam perjalanan saya di desa-desa di daerah Jawa Tengah, ada yang mengiris hati kecil saya. Betapa tidak saat saya menjumpai seorang gadis belia, usia di bawah umur sedang menyusui bayi kecil yang lucu, yang dimatanya terpancar keputusasaan. Pernikahan dini ternyata, lulusan sekolah dasar (SD) sudah harus mengarungi kerasnya dinamika rumah tangga, ini prestasi kemunduran. Mengapa semua ini terjadi, tidak lain karena faktor ekonomi, yang membutakan mata bahwa kehidupan didepan masih panjang, masih ada harapan untuk lebih baik. Dan mengapa masalah ekonomi muncul kepermukaan, tidak lain karena lemahnya pendidikan, kurnganya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Dan pendidikan itu tidaklah selalu lisan namun juga di sampaikan melalui tulisan, membaca tentu menjadi hal pokok dalam memenuhi pundi-pundi ilmu.

Berlatar belakang semua itu muncul inisiatif dalam rangka pengembangan pendidikan untuk mendirikan taman baca desa . Dengan keberadaan taman baca tersebut secara umum masyarakat dari berbagai golongan baik pelajar, guru, petani, pedagang, dan masyarakat umum dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan informasi, pengetahuan, bimbingan, hiburan dan lain sebagainya melalui buku yang disediakan. untuk memenuhi tuntutan dan kepuasan masyarakat untuk memperluas khazanah keilmuan. Dalam perkembangannya taman baca desa tidak hanya memberikan layanan dalam hal pemberian kemudahan dalam konsumsi buku bacaan namun juga memberikan wadah diskusi, bimbingan belajar membaca,  bimbingan belajar mandiri, dan pengembangan wirausaha desa yang semuanya dilaksanakan secara gratis bagi pelajar dan masyarakat umum. Memang terihat kecil, namun diyakini bahwa dari yang kecil inilah kita bisa meIndonesiakan Indonesia, sebuah bangsa yang bermartabat, sama rata, sama rasa dan memiliki hak untuk berkembang yang sama pula.

Tentu jalan juang individu berbeda-beda, terutama mahasiswa. Ada diantaranya yang berjuang melawan terjalnya kebijakan pemerintah, ada yang berjuang dalam pengembangan riset dan penelitian untuk bangsa dan ada yang mengabdikan diri untuk masyarakat. Dan yang perlu di garis bawahi bahwa negeri ini dapat bernafas dari udara rakyat melalui pajak yang mereka berikan, sudah barang wajib hukumnya kita berbuat untuk rakyat. Dan dalam hal ini masyarakat pedesaanlah yang memerlukan rasa kepedulian kita akan pendidikan. Jika setiap desa memiliki satu gerakan budaya membaca yang dikoordinasi dengan baik dan penuh rasa keinginan memajukan bangsa ini, maka pastilah kita menjadi bangsa yang lebih maju. Mahasiswa adalah manusia yang sadar maka mari bangun dari mimpi dan ciptakan mimpi.

Satu Tahun Taman Baca Mapemda

Membaca tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Membaca digunakan oleh manusia untuk menggali pengetahuan atau informasi. Membaca mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, dengan membaca akan membuat manusia mampu menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif.

Namun salah satu kendala yang menghambat individu atau masyarakat untuk dapat menerapkan budaya membaca adalah kurangnya wadah atau sarana yang menyediakan buku-buku bacaan. Terlebih pada masyarakat pedesaan yang letaknya jauh dari Gramedia atau Perpustakaan Daerah, sehingga muncul inisiatif dari Lembaga Pengembangan Pendidikan di bawah Naungan Mahasiswa Peduli Masyarakat Desa (MAPEMDA) yang merupakan unit kegiatan mahasiswa di luar kampus dalam bidang pengabdian terhadap masyarakat, untuk mendirikan Taman Bacaan “TB MAPEMDA”.

Taman Baca Mapemda adalah sebuah wadah atau tempat yang di gunakan sebagai sarana membaca, belajar mengajar, sarana informasi, serta pengembangan pendidikan yang di laksanakan secara gratis.

Dengan keberadaan TB MAPEMDA masyarakat dari berbagai golongan baik pelajar, petani dan masyarakat desa pada umum sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan informasi, pengetahuan, bimbingan, hiburan dan lain sebagainya.


Satu Tahun kami, 28 November 2011 - 28 November 2012.
Mengartikan arti pengabdian, semoga kedepan semakin bermanfaat.

Terimakasih, untuk Sahabat inspiratif, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan kepada Sahabat Perubahan.



Taman Baca Mapemda Lapor Ke IbK

Written By Ryan Ariyanto on Selasa, 27 November 2012 | 11.17

Mapemdanews - 27 November 2012

Taman Baca Mapemda dan tenan Ipteks bagi Kewirausahaan IbK hari ini lapor ke tim IbK. Laporan ini merupakan wujud apresiasi IbK yang terus memberikan dukungan kepada para tenan dengan terus memantau perkembangan masing-masing unit usaha tenan.

Taman Baca Mapemda merupakan salah satu unit usaha atau tenan dari IbK yang juga mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dan share perkembangan usaha kepada tim dan tenan IbK. Dalam undangan makan siang, yang di hadiri Sekolah Pasar SOPAS, Sahabat Inspiratif, Ririn Brose, Beras Organik, Coklat Lidi dan usaha tenan lainnya. Dalam pertemuan tersebut Taman Baca Mapemda dan SOPAS adalah unit usaha tenan yang non profi alias berbasis sosial.

Tidak banyak yang dapat di laporkan tim Mapemda, hanya seputar perkembangan anak didik, mitra kerja dan perkembangan aset.

Terimakasih Manajemen UMBY

Written By Ryan Ariyanto on Senin, 26 November 2012 | 06.01

Terimakasih kami sampaikan kepada staf pengajar atau dosen Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas Mercu Buana Yogyakarta. :
  • Dra. Sumiyarsih, MM. 
  • Awan Santosa, SE, M.Sc
  • Asep Rochyadi PS, SE, M.Si.
  • Drs. Subarjo, M.Si.
  • Audita Nuvriasari, SE, MM.
  • Gumirlang Wicaksono, S.E, MBA.
  • Rina Dwiarti, SE, M.Si.
  • Drs. Raswan Udjang, M.Si
 dan staf tata usaha, Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Atas dukungan, ide, bimbingan dan pendanaanya, kepada  Mahasiswa Peduli Masyarakat Desa (MAPEMDA) dan Taman Baca Mapemda. Dalam rangka pembangunan dan pengembangan ruang kelas Taman Baca Mapemda, di Desa Dempel, Kec Kalibawang, Kab Wonosobo, Jawa Tengah.

Hal ini sejalan dengan Visi program studi Manajemen yaitu Menjadi Program Studi yang berkomitmen untuk kecerdasan, kemajuan, dan kesejahteraan bangsa selaras cita-cita “Angudi Mulyaning Bangsa” Unggul dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di tingkat Nasional maupun Internasional, khususnya dibidang manajemen.


Sopas Camp 1

Written By Ryan Ariyanto on Minggu, 25 November 2012 | 19.00

Nglanggeran 24,25 November 2012. 
Sekolah Pasar (sopas) adalah gerakan mengajar pedagang pasar. Kanali sopas lebih dekat dengan kunjungi situs resminya di www.sekolahpasar.com atau www.sekolahpasar.org.


Saat ini Sekolah Pasar telah beroperasi di tiga pasar yaitu Pasar Kranggan Yogyakarta, Pasar Grabag Purworejo, Jawatengah dan Sekolah Cokro Kembang, Klaten , Jawa Tengah.

Sopas Camp 1 merupakan serangkaian dari open recruitmen relawan sekolah pasar. Setelah menjalani kegiatan Sopas Camp 1 barulah para calon relawan resmi menjadi relawan Sekolah Pasar.



Puncak Gunung Wayang atau lebih di kenal Gunung Nglanggeran menjadi lokasi tujuan pelantikan calon relawan sekolah pasar.

Pendakian menuju puncak melalui jalur merah, merupakan jalur yang paling ekstrim di antara jalur yang lainnya, hal ini di artikan sebagai perjuangan menuju kesuksesan. Begitu harapan bagi para calon anggota relawan, agar nanti dapat melihat sekolah pasar lebih dalam dan mampu menangani kesulitan-kesulitan yang di hadapi.





Lelah yang menghantui, menjadi moment semakin eratnya hubungan personal menjadi semakin erat dalam kelompok. Setiap sampai pada pos-pos pendakian selalu di gunakan untuk mengisi kembali tenaga, dengan canda tawa yang semakin mengakrabkan satu dengan yang lainnya.

Karena memang Sekolah Pasar yang bermarkas di Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan - UGM terdiri dari mahasiswa dari berbagai universitas, Seperti UTY, UII, UIN, UMBY, UGM, dan universitas-universitas lainnya.




Saat mencapai puncak adalah saat yang di nanti-nantikan, kelelahan terbayarkan sudah, perjuangan mendapatkan ganjarannya. Begitulah gambaran nanti saat sudah bergabung dalam tim relawan Sekolah Pasar.

Di Puncak Gunung barulah di laksanakan kegiatan pelantikan calon relawan sekolah pasar, di mulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pembacaan Teks Panca Sila, Pembacaan UU Pasal 33, Menyanyikan Himne "Sekolah Pasar" , Menyanyikan lagu Darah Juang, dan di akhiri dengan pelantikan, semua anggota dan calon relawan sekolah pasar bergantian mencium bendera merahputih di iringi lagu Bagimu Negeri.

Salam PASAR RAKYAT - RAKYAT BERDAULAT

"Ayo Bangun PTDes”

Written By Ryan Ariyanto on Jumat, 23 November 2012 | 04.54





Perjalanan riset saya di desa-desa Indonesia menemukan masalah mendasar berupa lemahnya penguasaan rakyat desa atas ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah ini telah lama berimplikasi pada kelambatan inovasi bisnis, kecilnya nilai tambah ekonomi, dan ketergantungan desa pada perantara dari luar desa, pun termasuk perguruan tinggi dan LSM. Keberdikarian dan keahlian orang desa yang dahulu pernah mewujud telah memudar dan berganti oleh dominasi korporasi swasta besar dari luar desa.
Ribuan fakultas di perguruan tinggi se-Indonesia kiranya belum sepenuhnya mampu menjawab akar persoalan ekonomi rakyat desa tersebut. Sedikitnya kisah sukses desa mandiri seakan menjadi pertanda pendidikan tinggi kita yang belum sepenuhnya berorientasi pada keberdikarian desa. Alih-alih itu, jiwa keberdikarian perguruan tinggi justru masih menjadi tanda tanya manakala terjadi penetrasi institusional Bank Dunia dan Pemerintah AS di beberapa perguruan tinggi kita.
Banyak anak-anak muda desa yang telah dididik di perguruan tinggi kita tetapi sebagai besar justru menjadi lupa dengan jatidiri dan tugas mulianya untuk kembali membangun desa. Sebagian mereka bahkan lebih bangga berdasi meski hanya untuk sekedar menjadi buruh korporasi dari luar negeri. Pun sebagian lagi telanjur tercerabut dari akar mereka di desa, namun tak juga mendapat tempat di pasar tenaga kerja, sehingga menambah panjang deret pengangguran terdidik di negeri ini.
Pendidikan kita tak kunjung mampu merombak pola relasi yang timpang antara desa dan kota. Desa dengan segala kekayaannya masih menjadi pemasok yang setia bagi kemakmuran masyarakat kota dengan kontraprestasi yang tidak sepantasnya. Telah begitu banyak hutan dan kebun yang ditumbuhkan, pun tak terhitung lagi jutaan ton aneka mineral dan tambang yang dikeruk dari desa, sementara mayoritas penduduk miskin masih tertinggal di desa, dan marjinalisasi terus terjadi di sana.
Melihat berbagai situasi ini kiranya kita perlu berhitung ulang atas peran perguruan tinggi atas kemajuan desa. Pola relasi yang selama ini terbangun di mana prakarsa transfer iptek selalu datang dari luar desa perlu ditinjau ulang dengan semangat tranformasi kuasa pengetahuan oleh rakyat desa. Efektifitas proses tersebut sangat ditentukan oleh keberhasilan  penguasaan metodologi pengembangan iptek oleh mereka, di mana mereka lah yang akan merancang tata kelola pengetahuan dan pembangunan di wilayah desa.
            Berlatar belakang itulah saya membayangkan model pendidikan alternatif yang saya sebut dengan “Perguruan Tinggi Desa (PTDes)”, yang selanjutnya dapat diberi nama secara khusus semisal Sekolah Tinggi Sriharjo (Sriharjo College), Argosari Cllege, dan sebagainya. Dalam PTDes maka rancang bangun pendidikan yang berbasis kemakmuran dan keberdikarian desa dilakukan secara kolektif oleh masyarakat desa.
Pun semua keahlian yang diperlukan untuk membangun desa disedikan oleh PTDes yang akan mendisain kurikulum, merekrut tenaga pengajar dari dalam dan luar desa, serta menyelenggarakan bermacam pendidikan dan pelatihan aplikasi iptek yang diperlukan seluruh warga desa. PTDes ini kiranya sejalan dengan perluasan peran desa yang menjadi semangat RUU Desa yang akan segera disahkan oleh Pemerintah dan DPR.
            PTDes inilah yang akan merebut kuasa iptek yang selama ini didominasi oleh elit-elit akademisi di pusat kota bahkan di luar negara. Ialah juga akan mampu melahirkan tenaga-tenaga ahli produktif desa yang memiliki keahlian spesifik semisal di bidang teknik, usaha, sosial-politik, hukum, dan kesehatan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kemajuan dan keberdikarian masyarakat desa. Tugas mulia mereka adalah memobilisasi penggunaan potensi sumber daya domestik desa dengan penguasaan iptek mereka.
            PTDes akan menjadi media revolusi kebudayaan (kesadaran) dan persemaian keahlian warga desa, semisal dalam inovasi energi berbasis tenaga surya, mikro-hidro, sampah, dan kotoran ternak. Pun ia akan menjadi inkubator pemikiran dan perencanaan tumbuh kembangnya bisnis koperasi, ekonomi rakyat desa, trading house, klinik kesehatan, keuangan mikro, wisata desa, industri rumah tangga dan industri desa, serta berbagai inovasi berbasis iptek lainnya.
            Model seperti ini telah berhasil dilakukan di India oleh Bunker Roy dengan Bare-foot College-nya yang sudah membuat warga desa mampu menguasai energi berbasis tenaga surya. Bare-foot college juga telah mendidik warga desa untuk memiliki keahlian professional sepertihalnya teknisi, guru, akuntan, dan sebagainya, seperti yang biasa dilakukan lembaga pendidikan formal di kota-kota besar. Lebih dari itu Roy telah mengenalkan model Sekolah Malam (Night School) bagi anak-anak desa yang karena keterbatasan keluarga harus bekerja di siang hari.
            PTDes yang dimiliki dan dikelola secara kolektif oleh masyarakat desa akan menjadi konsultan bagi rencana pembangunan desa dan berbagai program (project) yang masuk ke desa. Ialah yang akan membantu mengarahkan proses transformasi desa melalui rancang bangun pemajuan dan pemandirian desa selama kurun waktu 5-10 tahun depan. Pada akhirnya melalui PTDes lah masyarakat desa sanggup dengan penuh wibawa mengucapkan selamat tinggal pada Bank Dunia. Cukup sudah utang-utang lunak yang harus dikompensasi mahal dengan terkurasnya kekayaan alam Indonesia.
            Pada awalnya disain PTDes dirancang se-sederhana mungkin dengan mempertimbangkan kapasitas sumber daya desa. Pendanaan dapat dilakukan melalui dukungan APBDes, dana pemerintah, perguruan tinggi, dan LSM nasional. Dalam pelaksanaan programnya maka PTDes dapat berkerjama dengan berbagai perguruan tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), BPPT, Dinas Pendidikan, dan LSM, tentu dengan perencaan kolektif yang didasarkan pada kebutuhan dan rencana kerja PTDes.
             Dalam pada itu, sesuai dengan tuntutan perubahan peran perguruan tinggi di atas, maka tugas mulia kita adalah melembagakan pendidikan alternatif tersebut melalui fasilitasi pendirian PTDes. Perguruan tinggi lah yang akan mengajari calon-calon pengelola PTDes bagaimana mendisain kurikulum, metode pembelajaran, rekruitmen ahli, dan proses penyelenggaran pendidikan dan pelatihan sampai pada kebutuhan-kebutuhan detail dan operasional.
            Saya sangat memimpikan keberadaan PTDes ini dan akan berupaya sekuat tenaga untuk merealisasikannya. Sampai saat ini saya banyak daerah dan kota yang saya datangi untuk berbicara tentang ekonomi kerakyatan dan keberdikarian ekonomi desa. Sayangnya kebanyakan undangan tersebut berasal dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan LSM, bahkan mungkin tak pernah sekali pun yang berasal dari organisasi rakyat desa, mereka yang selama ini rajin dan rutin kita diskusikan.
            Sungguh Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubahnya sendiri. PTDes yang memberi kesempatan dan kemampuan masyarakat desa untuk mengelola pengetahuan secara mandiri adalah salah satu alternatif untuk itu. Sungguh saya sangat memimpikan kelak banyak undangan mengajar, seminar, pelatihan, dan diskusi dari organisasi rakyat desa seperti PTDes. Pada saat itulah pertanda sinar kebangkitan kembali rakyat desa Indonesia mulai terpancar dan harapan mereka untuk menjadi tuan di desa sendiri akan segera menjadi kenyataan. Semoga.


[1] Dosen negeri dpk di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Ketua Bidang Diklat Mubyarto Institute, dan Pendiri Sentra Ekonomi Kerakyatan (Sekra), ph: 08161691650, web: www.ekonomikerakyatan.com,
email: satriaegalita@yahoo.com

SELALU DISERTAI CAHAYA ALLAH


ABBAD BIN BISYIR - Barisan Terdepan Pasukan Rasulullah

Ketika Mush'ah bin Umeir tiba di Madinah-sebagai utusan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam untuk mengajarkan seluk beluk Agama kepada orang-orang Anshar yang telah bai'at kepada Nabi dan membimbing mereka melakukan shalat, maka'Abbad bin Bisyir radhiallahu anhu adalah seorang budiman yang telah dibukakan Allah hatinya untuk menerima kebaikan. la datang menghadiri majlis Mush'ab dan mendengarkan da'wahnya, lain diulurkan tangannya mengangkat bai'at memeluk Islam. Dan semenjak saat itu mulailah ia menempati kedudukan utama di antara orang-olang Anshar yang diridlai oleh Allah serta mereka ridla kepada Allah .... 


Kemudian Nabi pindah ke Madinah, setelah lebih dulu orang-orang Mu'min dari.Eulekah tiba di sana. Dan mulailah terjadi peperangan-peperangan dalam mempertahankan diri dari serangan-serangan kafir Quraisy dan sekutunya yang tak henti-hentinya memburu Nabi dan ummat Islam. Kekuatan pembawa cahaya dan kebaikan bertarung dengan kekuatan gelap dan kejahatan. Dan pada setiap peperangan itu 'Abbad bin Bisyir berada di barisan terdepan, berjihad di jalan Allah dengan gagah berani dan mati-matian dengan cara yang amat mengagumkan .... 

Dan mungkin peristiwa yang kita paparkan di bawah ini dapat mengungkapkan sekelumit dari kepahlawanan tokoh Mu'min ini....
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam  dan Kaum Muslimin selesai menghadapi perang Dzatur Riqa', mereka sampai di suatu tempat dan bermalam di sana, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam :memilih beberapa orang shahabatnya untuk berkawal secara bergiliran. Di antara mereka terpiiih 'Ammar bin Yasir dan 'Abbad bin Bisyir yang berada pada satu kelompok. 

Karena dilihat oleh 'Abbad bahwa kawannya 'Ammar sedang lelah, di usul kannyalah agar 'Ammar tidur lebih dulu dan ia akan berkawal. Dan nanti bila ia telah mendapatban istirahat yang cukup, maka giliran 'Ammar pula berkawal menggantikannya.
'Abbad melihat bahwa lingkungan sehelilingnya aman. Maka timbullah fikirannya, kenapa ia tidak mengisi waktunya dengan melakukan shalat, hingga pahala yang akan diperoleh akan jadi berlipat ... ? Demikianlah ia bangkit melakukannya .... 

Tiba-tiba sementara ia berdiri sedang membaca sebuah surat Al-Quran setelah al-Fatihah sebuah anak panah menancap di pangkal lengannya. Maka dicabutnya anak panah itu dan diteruskannya shalatnya.....
Tidak lama antaranya mendesing pula anak panah kedua yang mengenai anggota badannya.
Tetapi ia tak hendak menghentikan shalatnya hanya dicabutnya anak panah itu seperti yang pertama tadi, dan dilanjutkannya bacaan surat.
Kemudian dalam gelap malam itu musuh memanahnya lalu untuk ketiga kalinya. 'Abbad menarik anak panah itu dan mengakhiri bacaan surat. Setelah itu ia ruku' dan sujud ...,sementara tenaganya telah lemah disebabkan sakit dan lelah. 

Lalu antara sujud itu diulurkannya tangannya kepada kawanya yang sedang tidur di sampingnya dan ditarik-tariknya ia sampai terbangun.
Dalam pada itu ia bangkit dari sujudnya dan membaca tasyahud, lalu menyelesaikan shalatnya.
'Ammar terbangun mendengar suara kawannya yang tak putus-putus menahan sakit: "Gantikan daku mengawal ..., karena aku telah kena... !"'Ammar menghambur dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan takutnya musuh yang menyelinap. Mereka melarikan diri, sedang 'Ammar berpaling kepada temannya seraya katanya: "Subhanallah ... ! Kenapa saya tidak dibangunkan ketika kamu dipanah yang pertama kali tadi...," Ujar 'Abbad: - 

"Ketika daku shalat tadi, aku membaca beberapa ayat al-Quran yang amat mengharukan hatiku, hingga aku tak ingin untuk memutuskannya ... ! Dan demi Allah, aku tidaklah akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasul kepada kita menjaganya, sungguh, aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu ... !"
'Abbad amat cinta sebali kepada Allah, kepada Rasul dan kepada Agamanya ....

Kecintaan itu memenuhi segenap perasaan dan seluruh kehidupannya. Dan semenjak Nabi shallallahu alaihi wasalam  berpidato dan mengarahkan pembicaraannya kepada Kaum Ansbar, ia termasuk salah seorang di antara mereka. Sabdanya:
"Hai golongan Anshar... !
Kalian adalah inti, sedang golongan lain bagai kulit ari!
Maka tak mungkin aku dicederai oleh pihak kalian ..,!''


Semenjak itu, yakni semenjak 'Abbad mendengar ucapan ini dari Rasulnya, dari guru dan pembimbingnya kepada Allah, dan ia rela menyerahkan harta benda nyawa dan hidupnya di jaIan Allah dan di JaIan Rasul-Nya ..., maka kita temui dia di arena pengurbanan dan di medan iaga muncul sebagai orang pertama, sebaliknya di waktu pembagian keuntungan dan harta rampasan, sukar untuk ditemubannya.

Di samping itu ia adalah seorang ahli ibadah yang tekun ..., seorang pahlawan yang gigih dalam berjuang ...,seorang dermawan yang rela berqurban ...,dan seorang mu'min sejati yang telah membaktikan hidupnya untuk keimanannya ini ... !
Keutamaannya ini telah dikenai luas di antara shahabat-shahabat Rasul. Dan Aisyah radhiallahu anha  Ummul Mu'minin pernah mengatakan tentang dirinya:  Ada tiga orang Anshar yang keutamaannya tak dapat diatasi oleh seorang pun juga yaitu:
Sa'ad bin Mu'adz, Useid bin Hudlair dan 'Abbad bin Bisyir... !" 


Orang-orang Islam angkatan pertama mengetahui bahwa 'Abbad adalah seorang tokoh yang beroleh karunia berupa cahaya dari Allah .... Penglihatannya yang jelas dan beroleh penerangan, dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan tanpa mencarinya dengan susah-payah. Bahkan kepercayaan shahabat-shahabatnya mengenai cahaya ini sampai ke suatu tingkat yang lebih tinggi, bahwa ia merupakan benda yang dapat terlihat. Mereka sama sekata bahwa bila 'Abbad berjalan di waktu malam, terbitlah daripadanya berkas-berkas cahaya dan sinar yang menerangi baginya jalan yang akan ditempuh .... 

Dalam peperangan menghadapi orang-orang murtad sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasalam maka 'Abbad memikul tanggung jawab dengan keberanian yang tak ada taranya ... i Apalagi dalam pertempuran Yamamah di mana Kaum Muslimin menghadapi balatentara yang paling kejam dan paling berpengalaman dibawah pimpinan Musailamatul Kaddzab, 'Abbad melihat bahaya besar yang mengancam Islam. Maka jiwa pengurbanan dan teras kepahlawanannya mengambil bentuk sesuai dengan tugas yang dibebankan oleh keimanannya, dan meningkat ke taraf yang sejajar dengan kesadarannya akan bahaya tersebut, hingga menjadikannya sebagai prajurit yang berani mati, yang tak menginginkan kecuali mati syahid di jalan Ilahi .... 

Sehari sebelum perang Yamamah itu dimulai,'Abbad mengalami suatu mimpi yang tak lama antaranya diketahui Ta'birnya secara gamblang dan terjadi di arena pertempuran sengit yang diterjuni oleh Kaum Muslimin.
Dan marilah kita panggil seorang shahabat mulia Abu Sa'id al-Khudri radhiallahu anhu untuk menceritakan mimpi yang dilihat oleh 'Abbad tersebut begitu pun Ta'birnya, serta peranannya yang mengagumkan dalam pertempuran yang berakhir dengan syahidnya....
Demikian cerita Abu Sa'id: " 'Abbad bin Bisyir mengatakan kepadaku: -- "Hai Abu

Sa'id! Saya bermimpi semalam melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi ... !
Saya yakin bahwa ta'birnya insya Allah saya akan menemui syahidnya ... !" "Demi Allah!" ujarku, "itu adalah mimpi yang baik ... !"

"Dan di waktu perang Yamamah itu saya lihat ia berseru kepada orang-orang Anshar: "Pecahkan sarung-sarung pedangmu dan tunjukkan kelebihan kalian .. !"
Maka segeralah menyerbu mengiringkannya sejumlah empat ratus orang dari golongan Anshar hingga sampailah mereka ke pintu gerbang taman bunga, lalu bertempur dengan gagah berani. 

Ketika itu 'Abbad -- semoga Allah memberinya rahmat menemui syahidnya. Wajahnya saya lihat penuh dengan bekas sambaran pedang, dan saya mengenalnya hanyalah dengan melihat tanda yang terdapat pada tubuhnya ... !"
Demikianlah 'Abbad meningkat naik ke taraf yang sesuai untuk memenuhi kewajibannya sebagaiseorang Mu'min dari golongan Anshar, yang telah mengangkat bai'at kepada Rasul untuk membaktikan hidupnya bagi Allah dan menemui syahid di jalan-Nya ...
Dan tatkala pada permulaannya dilihatnya neraca pertempuran sengit itu lebih berat untuk kemenangan musuh, teringatlah olehnya ucapan Rasulullah terhadap Kaumnya golongan Anshar:
-- "Kalian adalah inti ... ! Maka tak mungkin saya dicederai oleh pihak kalian!"
Ucapan itu memenuhi rongga dada dan hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini Rasulullah masih berdiri, mengulang-ulang kata-katanya itu ... 'Abbad merasa bahwa seluruh tanggung jawab peperangan itu terpikul hanya di atas bahu golongan Anshar semata ...atau di atas bahu mereka sebelum golongan lainnya ... ! Maka ketika itu naiklah ia ke atas sebuah bukit lalu berseru: -- "Hai golongan Anshar ... ! Pecahkan sarung-sarung pedangmu, dan tunjukkan keistimewaanmu dari golongan lain... !"
Dan ketika seruannya dipenuhi oleh empat ratus orang pejuang, 'Abbad bersama Abu Dajanah dan Barra' bin Malik mengerahkan rnereka ke taman maut, suatu taman yang digunakan oleh Musailamah sebagai benteng pertahanan…..dan pahlawan besar itu pun berjuanglah sebagai layaknya seorang laki-laki, sebagai seorang Mu'min ..., dan sebagai seorang warga anshar .... 

Dan pada hari yang mulia itu, pergilah 'Abbad menemui syahidnya .,. ! Tidak salah mimpi yang dilihat dalam tidurnya semalam ,,. ? Bukankah ia melihat langit terbuka, kemudian setelah ia masuk ke celahnya yang terbuka itu, tiba-tiba langit
bertaut dan tertutup kembali... ! Dan mimpi itu dita'wilkannya bahwa pada pertempuran yang akan terjadi ruhnya akan naik ke haribaan Tuhan dan penciptanya
Sungguh, benarlah mimpi itu dan benarlah pula ta'birnya ... ! Pintu-pintu langit telah terbuka untuk menyambut ruh 'Abbad bin Bisyir dengan gembira, yakni searang tokoh yang oleh Allah diberi cahaya....



Donatur

Sponsor

Berita METRO

Berita Mapemda

Kabar Berita

Berita PENDIDIKAN

 
Support : Maharaja Effendy | Indonesian Entrepreneur Coffee Shop
Copyright © 2012. Taman Baca Mapemda - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger