| Lomba Membaca Naskah Sumpah Pemuda |
Mapemdanews_28
Oktober 2012_ Hari sumpah pemuda adalah hari dimana seluruh pemuda di Indonesia
bertekat untuk bersatu demi sebuah kemerdekaan. Namun belakangan peringatan
hari sumpah pemuda seakan-akan tidak terdengar suaranya, terlebih di
pelosok-pelosok desa. Seperti halnya yang terjadi di desa Dukuh dan Plumbon,
kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Sejak tahun 1945 sampai
saat ini setelah reformasi baru pada
Minggu 28 oktober 2012 para anak-anak, pelajar SD dan SMP di desa
tersebut bisa merasakan peringatan hari sumpah pemuda yang di selenggarakan oleh Taman Baca Mapemda. Taman Baca Mapemda adalah sebuah taman baca,
dimana masyarakat luas dalam hal ini masyarakat desa baik anak-anak maupun
orang tua dapat mengakses informasi bahan bacaan secara gratis. Taman Baca
Mapemda di dirikan oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa
peduli masyarakat desa (MAPEMDA), yang merupakan unit kegiatan di luar kampus
sebagai wujud pengabidan mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta kepada
masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung selama satu tahun, yang meliputi
bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan.
Dalam
rangka memperingati hari sumpah pemuda pengurus harian Taman Baca Mapemda yang
merupakan angkatan pertama kelas Taman Baca Mapemda mengadakan berbagai
perlombaan bagi para anggota, seperti;
lomba membuat puisi untuk pahlawan, menceritakan tokoh pahlawan,tanya
jawab, lomba membaca naskah sumpah pemuda dan menggambar. Kategori lomba juga
di sesuaikan dengan tingkat kelas dan jenjang pendidikan dari kelas 1 SD sampai
kelas 3 SMP. Riki Rahmat salah satu
peserta lomba membuat puisi untuk
pahlawan tingkat kelas 5 SD mengungkapkan.
“Ini adalah puisi pertama saya, kalau saya tidak menang dalam lomba ini saya
akan berjuang membuat puisi yang lebih baik lagi. Saya ingin seperti Jendral
Sudirman yang tidak pernah menyerah”.
Kegiatan
memperingati hari sumpah pemuda yang di ikuti oleh 30 peserta ini begitu meriah
walau sebenarnya terasa sangat sederhana,
bahkan para peserta lomba harus menunggu dua minggu untuk mengetahui
hasil dari karya yang mereka lombakan. Hal ini di karenakan penjurian lomba di
laksanakan oleh Pengurus MAPEMDA di Yogyakarta. Menurut Haniah selaku ketua
panitia peringatan hari sumpah pemuda taman baca mapemda, kegiatan kali ini
sebagai salah satu cara menumbuhkan dan meningkatkan rasa nasionalisme serta
sebagai media pengenalan kepada peserta taman baca mapemda tentang hari-hari
besar nasional dan bagaimana kita bisa memaknainya. Ia jua berharap dengan
adanya kegiatan semacam ini, minat baca dan anggota taman baca mapemda akan
semakin bertambah. “Peringatan hari sumpah pemuda yang di kemas dengan berbagai
perlombaan memang menjadi media promosi bagi pelajar yang belum bergabung”
ungkap siswi kela 2, SMP 2 Ma’arif Kalibawang itu.
Sementara
itu di sela-sela kesibukanya karena banyaknya peserta yang masih kebingungan
untuk memulai membuat karyanya. Ariyanto
selaku ketua umum MAPEMDA mengungkapkan bahwa acara peringatan hari sumpah
pemuda ini di adakan secara mendadak, sebenarnya dalam jadwal rutin
kunjungannya setiap dua minggu sekali, kali ini ia ingin berparisipasi dan
merayakan hari Idul Adha 1433 H, bersama anak-anak didiknya, itu sebabnya
sehari setelah perayaan hari Idul Adha ia sudah berkemas untuk kembali ke
Yogyakarta. Tetapi justru anak-anak didiknya mengingatkan bahwa hari minggu 28
November 2012 adalah hari sumpah pemuda, sehingga ia baru di beri ijin pulang
minggu sore. “Saya sendiri lupa, bahwa hari sumpah pemuda bertepatan hari
minggu ini” tambahnya semabri tersenyum malu. Sedangkan berkaitan dengan gerakan mengajar
yang ia dirikan sejak satu tahun yang lalu ia tidak banyak memberi komentar,
menurutnya memang sudah kewajiban kita semua untuk saling memajukan dan
mengembangkan pendidikan bangsa, terlebih bagi para mahasiswa. “Sebagai
peribadi gerakan mengajar mapemda, adalah balas jasa, dan pengabdian saya kepada
masyarakat yang telah membiayai pendidikan saya melalui pajak yang mereka bayar”
ungkap mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang juga
sebagai penerima beasiswa unggulan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud. Terlepas dari semua itu, peringatan hari
sumpah pemuda memang harus di maknai sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah
air.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !